eXtraOrdinary seRenitYa
Tentang aku... Tentang hariku... Tentang tujuanku... Sederhana tapi bermakna...
Translate
Selasa, 09 Oktober 2012
Christina Perri – A Thousand Years Lyrics
Heartbeats fast
Colors and promises
How to be brave
How can I love when I’m afraid to fall
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
Time stands still
Beauty in all she is
I will be brave
I will not let anything take away
What’s standing in front of me
Every breath
Every hour has come to this
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I love you for a thousand more
One step closer
One step closer
I have died everyday waiting for you
Darling don’t be afraid I have loved you
For a thousand years
I love you for a thousand more
And all along I believed I would find you
Time has brought your heart to me
I have loved you for a thousand years
I love you for a thousand more
Kamis, 04 Oktober 2012
Jika Hanya ada 3 hari
Dalam hidup ini hanya ada 3 hari, yaitu
Yang pertama;
Hari kemarin. (PAST)
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...
Yang kedua:
Hari esok. (FUTURE)
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...
Yang tersisa kini hanyalah :
Hari ini. (PRESENT)
Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.
Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri
Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!!
AKAN KUGENDONG ENGKAU SAMPAI AJAL TIBA
Disampaikan oleh saudara kita diluaran sana
yang ingin berbagi dengan kita. Meski ceritanya cukup panjang tetapi sangat
inspiring. Semoga bermanfaat . . . .
Suatu malam ketika aku kembali ke
rumah, istriku menghidangkan makan malam untukku, sambil memegang tangannya aku
berkata; “Saya ingin
mengatakan sesuatu kepadamu.” Istriku lalu duduk disamping sambil
menemaniku menikmati makan malam dengan tenang. Dari raut wajah dan matanya
kutahu dia sedang memendam luka batin yang membara.
Tiba-tiba aku tidak tahu
harus memulai percakapan dari mana. Kata-kata rasanya berat keluar dari
mulutku. Akan tetapi aku harus membiarkan istriku mengetahui apa yang sedang
kupikirkan. Aku ingin sebuah perceraian diantara kami. Aku lalu memberanikan
diri untuk membicarakannya dengan tenang. Nampaknya dia tidak terganggu sama
sekali dengan pembicaraanku, dia malah balik dan bertanya kepadaku dengan
tenang, tapi mengapa?
Aku menolak menjawabnya. Ini membuatnya
sungguh marah kepadaku. Dia membuang choptiks di tangannya dan mulai
berteriak kepadaku, “engkau bukan seorang laki-laki sejati.”
Malam itu kami tidak saling bertegur sapa. Dia terus menangis dan menangis. Aku
tahu bahwa dia ingin mengetahui alasan dibalik keinginanku untuk bercerai.
Tetapi aku dapat memberinya sebuah jawaban yang memuaskan; “Dia telah menyebabkan kasih sayangku hilang terhadap
Jane (wanita simpananku). Aku tidak mencintainya lagi. Aku hanya kasihan
kepadanya.”
Dengan sebuah rasa bersalah yang dalam,
aku membuat sebuah pernyataan persetujuan untuk bercerai bahwa dia dapat
memiliki rumah kami, mobil dan 30% dari keuntungan perusahaan kami. Dia sungguh
marah, merobek kertas itu. Wanita yang telah menghabiskan 10 tahun hidupnya
bersamaku kini telah menjadi orang asing di rumah kami, khususnya di hatiku. Aku
meminta maaf untuknya, untuk waktunya yang telah terbuang selama 10 tahun
bersamaku, untuk semua usaha dan energy yang diberikan kepadaku tapi aku tidak
dapat menarik kembali apa yang telah kukatakan kepada Jane bahwa aku sungguh
mencintainya. Akhirnya dia menangis dengan suara keras di hadapanku yang mana
Aku sendiri berharap melihat terjadi padanya. Bagiku tangisannya tidak mempunyai
makna apa-apa. Keinginanku untuk bercerai di hati dan pikiranku telah bulat dan
aku harus melakukannya saat itu.
Hari berikutnya, ketika saya kembali ke
rumah sedikit larut kutemukan dia sedang menulis sesuatu di atas meja di ruang
tidur kami. Aku tidak makan malam tapi langsung pergi tidur karena rasa ngantuk
yang tak tertahankan akibat rasa capai sesudah seharian bertemu dengan Jane,
wanita idamanku saat itu. Ketika terbangun kulihat dia masih duduk di samping
meja itu sambil melanjutkan tulisannya. Aku tidak menghiraukannya dan kembali
meneruskan tidurku.
Pagi harinya dia menyerahkan
syarat-syarat perceraian yang telah ditulisnya sejak semalam kepadaku; Dia tidak
menginginkan sesuatupun dariku, tetapi hanya membutuhkan waktu sebulan sebelum
percerain untuk saling memperlakukan sebagai suami-istri dalam arti sebenarnya.
Dia memintaku dalam sebulan itu kami berdua harus berjuang untuk hidup normal
layaknya suami-istri. Alasannya sangat sederhana; “Putra kami akan menjalani ujian dalam bulan itu sehingga
dia tidak ingin mengganggunya dengan rencana perceraian
kami.”
Aku menyetujui syarat-syarat yang dia
berikan. Akan tetapi dia juga meminta beberapa syarat tambahan sebagai berikut;
Dalam rentang waktu sebulan itu, aku harus mengingat kembali bagaimana pada
permulaan pernikahan kami, aku harus menggendongnya sambil mengenang kembali
saat pesta pernikahan kami. Dia memintaku untuk menggendongnya selama sebulan
itu dari kamar tidur sampai di muka pintu depan setiap pagi. Aku pikir dia sudah
gila. Akan tetapi, biarlah kucoba untuk membuat hari-hari terakhir kami menjadi
indah untuk memenuhi permintaannya kepadaku demi meluluskan perceraian
kami.
Aku menceritakan kepada Jane (wanita
simpananku) tentang syarat-syarat yang ditawarkan oleh istriku. Jane tertawa
terbahak-bahak mendengarnya dan berpikir bahwa itu adalah sesuatu yang aneh dan
tak bermakna. Terserah saja apa yang menjadi tuntutannya tapi yang pasti dia
akan menghadapi perceraian yang telah kita rencanakan, demikian kata
Jane.
Kami tak lagi berhubungan badan
layaknya suami-istri selama waktu-waktu itu. Sehingga sewaktu aku menggendongnya
keluar menuju pintu rumah kami pada hari pertama, kami tidak merasakan apa-apa.
Putra kami melihatnya dan bertepuk tangan dibelakang kami, sambil berkata,
wow…papa sedang
menggendong mama. Kata-kata putra kami sungguh membuat luka di
hatiku.
Dari tempat tidur sampai di pintu depan
aku menggendong dan membawanya sambil tangannya memeluk eratku. Dia menutup mata
sambil berkata pelan; “Jangan beritahukan perceraian ini kepada putra
kita.”Aku menurunkannya di depan pintu. Dia lalu pergi ke depan rumah
untuk menunggu bus yang akan membawanya ke tempat kerjanya. Sedangkan aku
mengendarai mobil sendirian ke kantorku.
Pada hari kedua, kami berdua
melakukannya dengan lebih mudah. Dia merapat melekat erat di dadaku. Aku dapat
mencium dan merasakan keharuman tubuh dan pakaianya. Aku menyadari bahwa aku
tidak memperhatikan wanita ini dengan saksama untuk waktu yang sudah agak lama.
Aku menyadari bahwa dia tidak muda lagi seperti dulu. Ada bintik-bintik kecil di
raut wajahnya, rambutnya mulai beruban! Perkawinan kami telah membuatnya seperti
itu. Untuk beberapa menit aku mencoba merenung tentang apa yang telah kuperbuat
kepadanya selama perkawinan kami.
Pada hari yang ke empat, ketika aku
menggendongnya, aku merasa sebuah perasaan kedekatan/keintiman yang mulai
kembali merebak di relung hatiku yang paling dalam. Inilah wanita yang telah
memberi dan mengorbankan 10 tahun kehidupannya untukku. Pada hari keenam dan
ketujuh, aku mulai menyadari bahwa kedekatan kami sebagai suami-istri mulai
tumbuh kembali di hatiku. Aku tidak mau mengatakan perasaan seperti ini kepada
Jane (wanita yang akan kunikahi setelah perceraian kami). Aku pikir ini akan
lebih baik karena aku hanya ingin memenuhi syarat yang dia minta agar nantinya
aku bisa menikah dengan wanita yang sekarang aku cintai, si
Jane.
Aku memperhatikan ketika suatu pagi dia
sedang memilih pakaian yang hendak dia kenakan. Dia mencoba beberapa darinya
tapi tidak menemukan satu pun yang cocok untuk tubuhnya. Dia lalu sedikit
mengeluh, semua pakaianku terasa terlalu besar untuk tubuhku sekarang. Aku
kemudian menyadari bahwa dia semakin kurus, dan inilah alasannya mengapa aku
dapat dengan mudah menggendongnya pada hari-hari itu.
Tiba-tiba kenyataan itu sangat menusuk
dalam di hati dan perasaanku…Dia telah memendam banyak luka dan kepahitan hidup
di hatinya. Aku lalu mengulurkan tanganku dan menyentuh
kepalanya.
Tiba-tiba putra kami muncul pada saat it
dan berkata, “Papa,
sekarang waktunya untuk menggendong dan membawa mama.” Baginya,
menggendong dan membawa ibunya keluar menjadi sesuatu yang penting dalam
hidupnya. Istriku mendekati putra kami dan memeluk erat tubuhnya penuh keharuan.
Aku memalingkan wajahku ke arah yang berlawanan karena takut situasi istri dan
putraku akan mempengaruhi dan mengubah keputusanku untuk bercerai pada saat-saat
akhir memenuhi syarat-syaratnya. Aku lalu mengangkatnya dengan kedua tanganku,
berjalan dari kamar tidur kami, melalui ruang santai sampai ke pintu depan.
Tangannya melingkar erat di leherku dengan lembut dan sangat romantis layaknya
suami-istri yang hidupnya penuh kedamaian dan harmonis satu dengan yang lain.
Aku pun
memeluk erat tubuhnya; dan ini seperti moment hari pernikahan kami 10 tahun yang
lalu.
Akan tetapi tubuhnya yang sekarang
ringan membuatku sedih. Pada hari terakhir, ketika aku menggendongnya dengan
kedua lenganku aku merasa sangat berat untuk menggerakkan walaupun cuma
selangkah ke depan. Putra kami telah pergi ke sekolah. Aku memeluk eratnya
sambil berkata, aku tidak pernah memperhatikan selama ini bahwa hidup perkawinan
kita telah kehilangan keintiman/keakraban satu dengan yang lain. Aku mengendarai
sendiri kendaraan ke kantorku….melompat keluar dari mobilku tanpa mengunci
pintunya. Aku sangat takut jangan sampai ada sesuatu yang membuatku mengubah
pikiranku. Aku naik ke lantai atas. Jane membuka pintu dan aku berkata
kepadanya, Maaf, Jane, Aku tidak
ingin menceraikan istriku.
Jane memandangku penuh tanda tanya
bercampur keheranan, dan kemudian menyentuh dahiku dengan jarinya. Apakah
badanmu panas? Dia berkata. Aku mengelak dan mengeluarkan tangannya dari dahiku.
Maaf, Jane, aku tidak
akan bercerai. Hidup perkawinanku terasa membosankan karena dia dan
aku tidak memakna secara detail setiap moment kehidupan kami, bukan karena kami
tidak saling mencintai satu sama lain. Sekarang aku menyadari bahwa sejak aku menggendong
dan membawanya setiap pagi, dan terutama kembali mengingat kenangan hari
pernikahan kami aku memutuskan untuk tetap akan menggendongnya sampai hari
kematian kami tak terpisahkan satu dari yang lain. Jane sangat kaget
mendengar jawabanku. Dia menamparku dan kemudian membanting pintu dengan keras
dan mulai meraung-raung dalam kesedihan bercampur kemarahan terhadapku. Aku
tidak menghiraukannya. Aku menuruni tangga dan mengendarai mobilku pergi
menjauhinya. Aku singgah di sebuah tokoh bunga di sepanjang jalan itu, aku
memesan bunga untuk istriku. Gadis penjual bunga bertanya apa yang harus kutulis
di kartunya. Aku tersenyum dan menulis; “Aku akan
menggendongmu setiap pagi sampai kematian
menjemput.”
Petang hari ketika aku tiba di rumah,
dengan bunga di tanganku, sebuah senyum
indah di wajahku, aku berlari kecil menaiki tangga rumahku, hanya untuk bertemu
dengan istiriku dan menyerahkan bunga itu sambil merangkulnya untuk memulai
sesuatu yang baru dalam perkawinan kami, tapi apa yang kutemukan? Istriku telah meninggal di
atas tempat tidur yang telah kami tempati bersama selama 10 tahun pernikahan
kami. Istriku telah berjuang melawan kanker ganas yang telah
menyerangnya berbulan-bulan tanpa pengetahuanku karena kesibukanku untuk
menjalin hubungan asmara dengan Jane. Istriku tahu bahwa dia akan meninggal
dalam waktu yang relatif singkat akibat kanker ganas itu, dan ia ingin
menyelamatkanku dari apapun pandangan negatif yang mungkin lahir dari putra kami
sebagai reaksi atas kebodohanku sebagai seorang suami dan ayah, terutama rencana
gila dan bodohku untuk menceraikan wanita yang telah berkorban selama sepuluh
tahun mempertahankan pernikahan kami dan demi putra
kami…
----sekurang-kurangnnya, di mata putra kami – aku adalah
seorang ayah yang penuh kasih dan sayang….demikianlah makna dibalik
perjuangan istriku
.
Sekecil apapun dari
peristiwa atau hal dalam hidup sangat mempengaruhi hubungan kita. Itu bukan
tergantung pada uang di bank, mobil atau kekayaan apapun namanya. Semuanya ini
bisa menciptakan peluang untuk menggapai kebahagiaan tapi sangat pasti bahwa
mereka tidak bisa memberikan kebahagiaan itu dari diri mereka sendiri.
Suami-istrilah yang harus saling memberi demi kebahagiaan
itu.
Karena itu, selalu dan selamanya jadilah teman bagi pasanganmu
dan buatlah hal-hal yang kecil untuknya yang dapat membangun
dan memperkuat hubungan dan keakraban di dalam hidup
perkawinanmu. Milikilah sebuah perkawinan yang bahagia. Kamu pasti bisa
mendapatkannya, kawan!
Senin, 01 Oktober 2012
Kerinduan dengan Luka di kaki
Dahlan Iskan
Kamis, 23 Agustus 2012
Makkah-Aqsa-Baghda
’’Dari Indonesia,’’ jawab saya.
’’Muslim?’’ tanya tentara Israel bersenjata itu.
’’Yes,’’ jawab saya.
Kami pun bisa dengan mudah melewati gerbang tua dengan tembok yang tebal dan kukuh itu. Gerbang yang dijaga tentara Israel bersenjata. Itulah gerbang masuk ke kawasan yang luasnya sekitar 10 lapangan sepak bola. Yang di dalamnya terdapat taman dan pepohonan.
Di tengah taman itu terdapat masjid besar berkubah kuning. Itulah Masjid Kubah Batu. Tidak jauh dari situ, terlihat satu masjid besar lagi: itulah Masjid Al Aqsa. Tembok yang mengelilingi kawasan itu terlihat tinggi, tebal, dan terkesan sangat kuno. Dari luar, tembok tersebut tidak terlihat karena tertutup perkampungan yang padat, yang sampai menempel ke tembok.
Dari arah Kota Jerusalem, untuk mencapai gerbang itu, harus jalan kaki melewati gang-gang kecil yang sambung-menyambung. Juga naik turun dan berliku-liku. Itulah perkampungan yang hampir 100 persen penduduknya merupakan warga Palestina. Tukang cukur, penjual makanan dan mainan anak-anak, serta toko kelontong terlihat di sepanjang gang itu.
Melewati gang-gang menuju gerbang Baitul Maqdis, saya teringat bagaimana masuk ke Masjid Ampel Surabaya yang harus melewati kampung Arab yang padat. Ya mirip itulah.
Bagi penduduk kampung itu, tidak ada larangan apa pun untuk melewati gerbang tersebut. Mereka memiliki KTP berwarna biru. Mereka bisa salat di Baitul Maqdis (baik di Masjid Kubah Batu maupun di Masjid Al Aqsa) kapan saja.
Tapi, bagi warga di luar kampung tua tersebut, ada peraturan khusus: yang berumur kurang dari 40 tahun tidak boleh masuk. Otomatis juga dilarang salat di sana. Untuk mengontrol mereka, warna KTP-nya dibedakan: hijau. Itu merupakan dalih Israel untuk mencegah berkumpulnya pejuang Palestina dari berbagai penjuru di Masjid Al Aqsa.
Ada tujuh gerbang masuk ke kawasan Baitul Maqdis tersebut. Semua terhubung dengan gang-gang kecil perkampungan padat Palestina. Semua dijaga tentara Israel bersenjata. Kalau saja lebih terurus, kawasan di dalam tembok tua tersebut akan sangat indah. Taman-tamannya yang luas dipisahkan jalan-jalan kecil yang terbuat dari batu. Hanya, kurang rapi dan kurang bersih.
Hari itu, hari ke-28 bulan puasa, saya tiba di sana langsung dari perbatasan Israel-Jordania. Saya tidak mampir hotel dengan maksud mengejar salat Duhur berjamaah. Tapi telat.
Tapi, ada hikmahnya. Saya bisa salat Duhur bersama keluarga di Masjid Kubah Batu. Laki-laki memang hanya diizinkan memasuki Masjid Kubah Batu di antara waktu duhur dan asar. Masjid Kubah Batu itu istimewa karena ada bukit batu di tengah-tengahnya. Bukit batu tersebut dikelilingi tembok setinggi 3 meter, sehingga jamaah di sana seperti berjajar melingkarinya.
Dari atas bukit batu itulah Nabi Muhammad SAW ’’naik’’ ke Sidratul Muntaha, menghadap Allah SWT. Yakni, untuk menerima perintah kewajiban menjalankan salat lima kali sehari. Peristiwa itu terjadi pada malam tanggal 27 Rajab, yang kemudian tiap tahun diperingati sebagai Isra Mikraj.
Waktu peristiwa Isra Mikraj itu terjadi, tentu belum ada bangunan apa pun di situ. Masjid Kubah Batu tersebut baru dibangun belakangan. Di bawah bukit batu tersebut terdapat pula gua yang besarnya cukup untuk bersembunyi 10 orang. Konon, Nabi Ibrahim yang menggalinya.
Kini masjid Kubah Batu hanya untuk perempuan. Imamnya ikut imam Masjid Al Aqsa dengan pengeras suara yang dialirkan ke masjid itu. Jarak Masjid Kubah Batu dengan Masjid Al Aqsa memang hanya sekitar 300 meter. Al Aqsa lebih di bawah.
Tiga Risiko
Seusai salat Duhur di Masjid Kubah Batu, kami jalan-jalan melihat sisi luar tembok kuno yang mengelilingi kawasan tersebut. Ada satu kawasan di luar tembok yang bisa dibebaskan dari perumahan Palestina. Itulah bagian luar tembok yang kemudian dijadikan tempat ibadah orang Yahudi. Mereka antre menuju tembok itu, menangis dan meratap di situ.
Sore itu kami salat Asar di Masjid Al Aqsa. Waktu magrib kami ke masjid itu lagi. Disambung salat Isya dan Tarawih. Tarawih di sana sama dengan di Makkah, yakni 20 rakaat. Bacaan suratnya pun sangat panjang. Tapi lebih cepat. Bedanya, di setiap habis dua rakaat diselingi salawat Nabi.
Jamaah Tarawih malam itu sekitar 1.500 orang. Hanya, setiap selesai dua rakaat, ada saja yang meninggalkan masjid. Selesai rakaat ke-10, tinggal separo masjid terisi.
Di Al Aqsa, mayoritas jamaah mengenakan celana biasa (banyak bercelana jins atau celana anak muda setengah kaki). Hanya beberapa orang yang mengenakan penutup kepala. Menjelang subuh, saya ke Masjid Al Aqsa lagi. Genaplah saya salat lima waktu di Al Aqsa.
Menjelang matahari terbit, saya duduk-duduk di pelataran masjid. Demikian juga puluhan anak muda. Udaranya sejuk. Pepohonan besar terasa seperti mengeluarkan oksigen lebih banyak.
Saat duduk-duduk itulah saya tahu, ternyata cukup banyak anak muda yang ber-KTP hijau. Kok bisa masuk ke sini? ’’Loncat pagar kawat berduri,’’ ujar pemuda 27 tahun tersebut.
’’Saya melewati lubang yang saya buat di bawah pagar,’’ ujar pemuda di sebelahnya.
’’Kalau saya memanfaatkan jarak kawat yang agak renggang yang cukup untuk badan saya,’’ kata seorang pemuda yang ternyata dokter.
Mereka itu adalah pemuda-pemuda Palestina yang sangat merindukan salat di Masjid Al Aqsa. ’’Sejak adanya larangan anak muda datang ke sini, baru sekali ini saya ke Masjid Al Aqsa,’’ ungkapnya.
Al Aqsa tentu sangat istimewa. Itulah infrastruktur pertama yang pernah dibangun di muka bumi. Yakni, 40 tahun setelah pembangunan Kakbah yang pertama. Al Aqsa maupun Kakbah sama-sama sudah mengalami berkali-kali pembangunan kembali. Setelah rusak oleh gempa maupun banjir. Dua-duanya dipercaya dibangun malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi.
Keistimewaan Al Aqsa itulah yang membuat para pemuda Palestina tersebut mengambil risiko yang berat untuk bisa salat malam tanggal 27 Ramadan di dalamnya. Al Aqsa adalah tempat suci mereka dan ibu kota negara mereka. Sejak Israel membangun perumahan Yahudi di tanah Palestina, perkampungan orang Palestina dipagari kawat berduri. Itu dilakukan untuk memisahkan mereka dari kampung Yahudi.
UUD Israel memang menyebutkan: orang Yahudi dari mana pun yang mau datang ke tanah Palestina disediakan rumah, mobil, dan keperluan hidupnya. Sejak itu, perkampungan Yahudi terus dibangun di tanah Palestina. Orang-orang Palestina sendiri untuk bisa keluar dari kampungnya harus lewat pos penjagaan ketat. Atau meloncati pagar.
Untuk datang ke Masjid Al Aqsa, misalnya, mereka menempuh tiga risiko. Pertama, bagaimana bisa keluar kampung dengan meloncat pagar. Kedua, bagaimana bisa berjalan kaki jauh, naik turun bukit, untuk mencapai Al Aqsa. Bisa saja di tengah jalan mereka ditangkap. Ketiga, bagaimana dengan KTP hijau mereka bisa melewati penjagaan tentara bersenjata di gerbang masuk Baitul Maqdis.
Israel menduduki tanah Palestina sejak 1947/1948. Waktu itu, kawasan tersebut menjadi jajahan Inggris. Ketika orang Yahudi dimusuhi di mana-mana (terutama di Jerman dan Rusia), pemerintah Inggris memutuskan untuk memberikan negara kepada orang Yahudi. Pilihannya dua. Dua-duanya di wilayah jajahan Inggris: Uganda atau Palestina.
Semula Inggris menentukan Uganda di Afrika. Tapi, Yahudi menolak. Mereka memilih tanah Palestina. Yahudi percaya Jerusalem adalah tanah leluhur mereka. Sejak itulah tidak pernah ada ketenteraman di Timur Tengah.
Pemuda yang loncat pagar itu lantas menyingsingkan celananya. ’’Lihat ini,’’ katanya. Terlihat luka-luka baru masih menyisakan darah yang mulai mengering. Bekas goresan pagar kawat berduri itu terlihat memanjang sampai dekat lututnya
Kamis, 23 Agustus 2012
Makkah-Aqsa-Baghda
’’Dari Indonesia,’’ jawab saya.
’’Muslim?’’ tanya tentara Israel bersenjata itu.
’’Yes,’’ jawab saya.
Kami pun bisa dengan mudah melewati gerbang tua dengan tembok yang tebal dan kukuh itu. Gerbang yang dijaga tentara Israel bersenjata. Itulah gerbang masuk ke kawasan yang luasnya sekitar 10 lapangan sepak bola. Yang di dalamnya terdapat taman dan pepohonan.
Di tengah taman itu terdapat masjid besar berkubah kuning. Itulah Masjid Kubah Batu. Tidak jauh dari situ, terlihat satu masjid besar lagi: itulah Masjid Al Aqsa. Tembok yang mengelilingi kawasan itu terlihat tinggi, tebal, dan terkesan sangat kuno. Dari luar, tembok tersebut tidak terlihat karena tertutup perkampungan yang padat, yang sampai menempel ke tembok.
Dari arah Kota Jerusalem, untuk mencapai gerbang itu, harus jalan kaki melewati gang-gang kecil yang sambung-menyambung. Juga naik turun dan berliku-liku. Itulah perkampungan yang hampir 100 persen penduduknya merupakan warga Palestina. Tukang cukur, penjual makanan dan mainan anak-anak, serta toko kelontong terlihat di sepanjang gang itu.
Melewati gang-gang menuju gerbang Baitul Maqdis, saya teringat bagaimana masuk ke Masjid Ampel Surabaya yang harus melewati kampung Arab yang padat. Ya mirip itulah.
Bagi penduduk kampung itu, tidak ada larangan apa pun untuk melewati gerbang tersebut. Mereka memiliki KTP berwarna biru. Mereka bisa salat di Baitul Maqdis (baik di Masjid Kubah Batu maupun di Masjid Al Aqsa) kapan saja.
Tapi, bagi warga di luar kampung tua tersebut, ada peraturan khusus: yang berumur kurang dari 40 tahun tidak boleh masuk. Otomatis juga dilarang salat di sana. Untuk mengontrol mereka, warna KTP-nya dibedakan: hijau. Itu merupakan dalih Israel untuk mencegah berkumpulnya pejuang Palestina dari berbagai penjuru di Masjid Al Aqsa.
Ada tujuh gerbang masuk ke kawasan Baitul Maqdis tersebut. Semua terhubung dengan gang-gang kecil perkampungan padat Palestina. Semua dijaga tentara Israel bersenjata. Kalau saja lebih terurus, kawasan di dalam tembok tua tersebut akan sangat indah. Taman-tamannya yang luas dipisahkan jalan-jalan kecil yang terbuat dari batu. Hanya, kurang rapi dan kurang bersih.
Hari itu, hari ke-28 bulan puasa, saya tiba di sana langsung dari perbatasan Israel-Jordania. Saya tidak mampir hotel dengan maksud mengejar salat Duhur berjamaah. Tapi telat.
Tapi, ada hikmahnya. Saya bisa salat Duhur bersama keluarga di Masjid Kubah Batu. Laki-laki memang hanya diizinkan memasuki Masjid Kubah Batu di antara waktu duhur dan asar. Masjid Kubah Batu itu istimewa karena ada bukit batu di tengah-tengahnya. Bukit batu tersebut dikelilingi tembok setinggi 3 meter, sehingga jamaah di sana seperti berjajar melingkarinya.
Dari atas bukit batu itulah Nabi Muhammad SAW ’’naik’’ ke Sidratul Muntaha, menghadap Allah SWT. Yakni, untuk menerima perintah kewajiban menjalankan salat lima kali sehari. Peristiwa itu terjadi pada malam tanggal 27 Rajab, yang kemudian tiap tahun diperingati sebagai Isra Mikraj.
Waktu peristiwa Isra Mikraj itu terjadi, tentu belum ada bangunan apa pun di situ. Masjid Kubah Batu tersebut baru dibangun belakangan. Di bawah bukit batu tersebut terdapat pula gua yang besarnya cukup untuk bersembunyi 10 orang. Konon, Nabi Ibrahim yang menggalinya.
Kini masjid Kubah Batu hanya untuk perempuan. Imamnya ikut imam Masjid Al Aqsa dengan pengeras suara yang dialirkan ke masjid itu. Jarak Masjid Kubah Batu dengan Masjid Al Aqsa memang hanya sekitar 300 meter. Al Aqsa lebih di bawah.
Tiga Risiko
Seusai salat Duhur di Masjid Kubah Batu, kami jalan-jalan melihat sisi luar tembok kuno yang mengelilingi kawasan tersebut. Ada satu kawasan di luar tembok yang bisa dibebaskan dari perumahan Palestina. Itulah bagian luar tembok yang kemudian dijadikan tempat ibadah orang Yahudi. Mereka antre menuju tembok itu, menangis dan meratap di situ.
Sore itu kami salat Asar di Masjid Al Aqsa. Waktu magrib kami ke masjid itu lagi. Disambung salat Isya dan Tarawih. Tarawih di sana sama dengan di Makkah, yakni 20 rakaat. Bacaan suratnya pun sangat panjang. Tapi lebih cepat. Bedanya, di setiap habis dua rakaat diselingi salawat Nabi.
Jamaah Tarawih malam itu sekitar 1.500 orang. Hanya, setiap selesai dua rakaat, ada saja yang meninggalkan masjid. Selesai rakaat ke-10, tinggal separo masjid terisi.
Di Al Aqsa, mayoritas jamaah mengenakan celana biasa (banyak bercelana jins atau celana anak muda setengah kaki). Hanya beberapa orang yang mengenakan penutup kepala. Menjelang subuh, saya ke Masjid Al Aqsa lagi. Genaplah saya salat lima waktu di Al Aqsa.
Menjelang matahari terbit, saya duduk-duduk di pelataran masjid. Demikian juga puluhan anak muda. Udaranya sejuk. Pepohonan besar terasa seperti mengeluarkan oksigen lebih banyak.
Saat duduk-duduk itulah saya tahu, ternyata cukup banyak anak muda yang ber-KTP hijau. Kok bisa masuk ke sini? ’’Loncat pagar kawat berduri,’’ ujar pemuda 27 tahun tersebut.
’’Saya melewati lubang yang saya buat di bawah pagar,’’ ujar pemuda di sebelahnya.
’’Kalau saya memanfaatkan jarak kawat yang agak renggang yang cukup untuk badan saya,’’ kata seorang pemuda yang ternyata dokter.
Mereka itu adalah pemuda-pemuda Palestina yang sangat merindukan salat di Masjid Al Aqsa. ’’Sejak adanya larangan anak muda datang ke sini, baru sekali ini saya ke Masjid Al Aqsa,’’ ungkapnya.
Al Aqsa tentu sangat istimewa. Itulah infrastruktur pertama yang pernah dibangun di muka bumi. Yakni, 40 tahun setelah pembangunan Kakbah yang pertama. Al Aqsa maupun Kakbah sama-sama sudah mengalami berkali-kali pembangunan kembali. Setelah rusak oleh gempa maupun banjir. Dua-duanya dipercaya dibangun malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi.
Keistimewaan Al Aqsa itulah yang membuat para pemuda Palestina tersebut mengambil risiko yang berat untuk bisa salat malam tanggal 27 Ramadan di dalamnya. Al Aqsa adalah tempat suci mereka dan ibu kota negara mereka. Sejak Israel membangun perumahan Yahudi di tanah Palestina, perkampungan orang Palestina dipagari kawat berduri. Itu dilakukan untuk memisahkan mereka dari kampung Yahudi.
UUD Israel memang menyebutkan: orang Yahudi dari mana pun yang mau datang ke tanah Palestina disediakan rumah, mobil, dan keperluan hidupnya. Sejak itu, perkampungan Yahudi terus dibangun di tanah Palestina. Orang-orang Palestina sendiri untuk bisa keluar dari kampungnya harus lewat pos penjagaan ketat. Atau meloncati pagar.
Untuk datang ke Masjid Al Aqsa, misalnya, mereka menempuh tiga risiko. Pertama, bagaimana bisa keluar kampung dengan meloncat pagar. Kedua, bagaimana bisa berjalan kaki jauh, naik turun bukit, untuk mencapai Al Aqsa. Bisa saja di tengah jalan mereka ditangkap. Ketiga, bagaimana dengan KTP hijau mereka bisa melewati penjagaan tentara bersenjata di gerbang masuk Baitul Maqdis.
Israel menduduki tanah Palestina sejak 1947/1948. Waktu itu, kawasan tersebut menjadi jajahan Inggris. Ketika orang Yahudi dimusuhi di mana-mana (terutama di Jerman dan Rusia), pemerintah Inggris memutuskan untuk memberikan negara kepada orang Yahudi. Pilihannya dua. Dua-duanya di wilayah jajahan Inggris: Uganda atau Palestina.
Semula Inggris menentukan Uganda di Afrika. Tapi, Yahudi menolak. Mereka memilih tanah Palestina. Yahudi percaya Jerusalem adalah tanah leluhur mereka. Sejak itulah tidak pernah ada ketenteraman di Timur Tengah.
Pemuda yang loncat pagar itu lantas menyingsingkan celananya. ’’Lihat ini,’’ katanya. Terlihat luka-luka baru masih menyisakan darah yang mulai mengering. Bekas goresan pagar kawat berduri itu terlihat memanjang sampai dekat lututnya
Kamis, 20 September 2012
Hewan Lucu itu, ternyata "Kukang"
Beberapa
hari lalu, saya dan adik saya berjalan-jalan di sebuah pasar burung di kota
kami.
Rencana
awalnya membeli makanan untuk hamster, tapi kemudian tertarik untuk jalan-jalan
sebentar melihat-lihat hewan yang ada d pasar itu, karena ternyata bukan hanya
burung yang diperjual belikan di situ, tetapi banyak hewan lainnya juga.
Saat
jalan-jalan, saya melihat ada seekor hewan yang sangat lucu.
Bulunya
berwarna coklat muda dengan garis hitam di sepanjang punggungnya, Matanya yang
bulat besar memperlihatkan betapa lucunya hewan itu. penjualnya mengakatan
kalau itu adalah Kus-Kus.
Saya
langsung jatuh hati saat melihatnya, wajahnya yang lucu, sangat lugu dengan
mata yang besar. saya dan adik sempat menggendongnya. Terbesit keinginan untuk
membelinya saat itu, namun saya tahan dulu, karena harganya yang lumayang
mahal, sekitar Rp. 350.000, saya juga harus mendapat ijin dulu dari orang tua
(maklum, kan masih numpang di rumah orang tua, keputusan tidak dapat di ambil
tanpa ijin dari mereka dulu)
Di
perjalanan pulang, saya memikirkan bagaimana caranya merayu orang tua agar mengijinkan,
karena saya benar-benar jatuh hati pada hewan tersebut. sesampainya di rumah
saya utarakan kepada orang tua, dan apa jawaban meraka? mereka bilang bahwa
hewan itu adalah hewan yang di lindungi, tidak boleh dipelihara.
Beberapa
hari saya terus teringat pada hewan lucu itu, akhirnya saya mencoba mencari
tahu tentang seluk beluk hewan tersebut. dan ternyata saat saya search do
google dengan nama kus-kus, yang muncul bukan hewan yang saya temui di pasar
hewan, ternyata yang saya temui adalah seekor kukang, dan orang tua saya benar,
kukang adalah binatang yang dilindungi.
Berikut
artikel yang saya dapatkan saat saya mencari tahu tentang kukang.
Kukang—kadang-kadang disebut pula malu-malu—adalah
jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya beragam, dari kelabu
keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada punggung terdapat garis
coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu bercabang ke dasar telinga dan
mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh dewasa 19-30 cm.
Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Kukang (Nycticebus coucang)
adalah jenis primata yang lucu dan menggemaskan sehingga tidak heran banyak
masyarakat umum yang menjadikan primata ini menjadi incaran untuk dijadikan
hewan peliharaan.
Sebaran
Keluarga
kukang atau sering disebut-sebut malu-malu, terdiri dari 8 marga (genus) dan terbagi lagi dalam 14 jenis. Penyebarannya cukup
luas, mulai dari Afrika sebelah selatan Gurun Sahara, India, Srilanka, Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dari 8 Marga yang ada, di Indonesia hanya ditemui 1 marga, yaitu Nycticebus.
Marga Nycticebus
terdiri atas 5 jenis, yaitu:
- Nycticebus coucang yang tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera dan kepulauan sekitarnya.
- Nycticebus pygmaeus tersebar di Indocina, Laos dan Kamboja.
- Nycticebus bengalensis, tersebar di India hingga Thailand.
- Nycticebus javanicus, hanya tersebar di Jawa.
- Nycticebus menagensis, hanya tersebar di Kalimantan serta kepulauan sekitarnya.
Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia, menyukai hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu. Kukang tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia kukang ditemukan di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data yang pasti dan akurat tentang jumlah populasi kukang di alam. Akan tetapi jika dilihat dari berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan perdagangan illegal bisa dijadikan indikator bahwa keberadaan kukang di alam mengalami penurunan.
Perlindungan Kukang
Di Indonesia kukang sudah dilindungi sejak tahun 1973 dengan Keputusan Menteri Pertanian tanggal 14 Pebruari 1973 No. 66/ Kpts /Um/2/1973. Perlindungan ini dipertegas lagi dengan Peraturan Pemerintah(PP) Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang memasukan kukang dalam lampiran jenis-jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi.Menurut Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 21 ayat 2, perdagangan dan pemeliharaan satwa dilindungi termasuk kukang adalah dilarang. Pelanggar dari ketentuan ini dapat dikenakan hukuman pidana penjara 5 tahun dan denda Rp 100 juta.
Dengan adanya peraturan tersebut, maka semua jenis kukang yang ada di Indonesia telah dilindungi. Sementara itu badan konservasi dunia IUCN, memasukan kukang dalam kategori Vulnerable (rentan), yang artinya memiliki peluang untuk punah 10% dalam waktu 100 tahun. Sedangkan CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of wild fauna and flora) memasukan kukang ke dalam apendix I. Status CITES: Sebelumnya kukang masuk dalam appendix II CITES yang berarti perdagangan internasionalnya diperbolehkan, termasuk penangkapan kukang dari alam.
Dengan masuknya kukang dalam appendix I CITES pada tahun 2007, maka perdagangan internasional kukang semakin diperketat. Perdagangan kukang tidak boleh lagi hasil penangkapan dari alam, tapi harus hasil penangkaran. “Masuknya kukang dalam appendix I CITES ini akan memberi perlindungan yang lebih maksimal bagi kukang, sehingga kukang di alam akan lebih terjamin kelestariannya”.
Usulan kukang untuk naik menjadi appendix I ini dibawa oleh Kamboja dalam sidang CITES yang berlangsung tanggal 3 – 15 Juni 2007 di Hague, Belanda yang dihadiri lebih dari 150 negara, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri telah merativikasi konvensi CITES ini sejak tahun 1978.
Usulan Kamboja untuk menaikan appendix kukang tersebut kemudian mendapat dukungan dari negara-negara Uni Eropa, India, Indonesia, Jepang, Laos, Thailand dan USA. ProFauna Indonesia yang juga menghadiri sidang CITES tersebut juga turut mendukung usulan Kamboja tersebut. Selain ProFauna, organisasi lain yang juga mendukung penaikan appendix I kukang tersebut adalah Species Survival Network (SSN), dan Asian Conservation Alliance Task Force. status IUCN: Rentan (Vulnerable) A2cd ver 3.1 /Tahun 2008.
Penangkapan Kukang di alam
Survey yang dilakukan ProFauna sejak tahun 2000 hingga 2006 menunjukan bahwa kukang yang diperdagangkan bebas di beberapa pasar burung adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran.Beberapa tempat di Indonesia yang menjadi daerah penangkapan kukang adalah
Salah satu lokasi penangkapan kukang di Jawa Barat adalah di Kabupaten Sumedang, yaitu di Hutan Kareumbi. Di daerah ini metode penangkapan dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan menangkap kukang langsung diatas pohon bambu. Penangkapan kukang secara intensif ini dilakukan sejak tahun 1985.
Dalam satu hari penangkap bisa menangkap 6 – 7 ekor kukang. Kukang hasil tangkapan ini langsung dibawa ke pengepul yang kemudian oleh pengepul akan dikirim ke pasar burung yang ada di Bandung, Jakarta, Semarang bahkan Surabaya.
Saat ini semakin sulit menangkap kukang di daerah Sukabumi, padahal sebelum tahun 2000 Sukabumi adalah salah satu pemasok perdagangan kukang di Indonesia. Kemunkinan besar populasinya di alam jauh berkurang, sehingga semakin sulit untuk ditangkap.
Sedikitnya ada 40 ekor kukang yang ditangkap dan diperdagangkan secara illegal di Bengkulu. Sebagian besar Kukang tersebut ditangkap dari kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat.
Di tingkat pengepul satu ekor kukang dihargai Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu. Oleh pengepul kukang tersebut akan dijual di pasar burung dengan harga berkisar antara Rp. 100.000 sampai Rp 150.000 per ekor.
Gigi kukang dipotong
Untuk
menampilkan kesan bahwa kukang itu satwa yang jinak, lucu dan tidak menggigit,
maka oleh pedagang gigi kukang tersebut dicabut dengan menggunakan tang
(pengait) yang biasa dipakai oleh tukang listrik. Dalam proses pencabutan
tersebut gigi kukang sering patah atau remuk dan menimbulkan luka di mulut.
Kemudian
kukang tersebut dipegang kakinya dengan posisi kepalanya di bawah. Selanjutnya
kukang tersebut diputar-putar dengan alasan untuk menghentikan pendarahan.
Banyak kasus kukang yang habis dipotong giginya mengalami infeksi yang bisa
berdampak pada kematian.
Untuk Obat Tradisional
Pemanfaatan
kukang selain di perdagangkan untuk hewan peliharaan juga dimanfaatkan untuk
media mistis. Tulangnya dipercaya memiliki kekuatan mistis untuk merusak
ketentraman dalam rumah tangga, bagi sebagian besar orang di Sumatera dan Jawa,
tulang kukang juga bisa dijadikan media yang ampuh untuk melakukan serangan
secara mistis yaitu terutama dalam persaingan usaha. Dan kukang yang masih
hidup dipercaya tidak baik untuk dipelihara karena dianggap sebagai hewan yang
menjadi media / inang bagi mahluk gaib. Hanya sayangnya, kepercayaan ini sering
kali sudah tidak dikenal oleh generasi masa kini.
Kukang Terancam Punah
Berdasarkan survey dan monitoring yang dilakukan ProFauna Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2006, diperkirakan setiap tahunnya ada sekitar 6000 hingga 7000 ekor kukang yang ditangkap dari alam di wilayah Indonesia untuk diperdagangkan. Ini menjadi serius bagi kelestarian kukang di alam, mengingat perkembangbiakan kukang cukup lambat yaitu hanya bisa melahirkan seekor anak dalam satu tahun setengah.Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 (pasal 5), suatu jenis satwa wajib ditetapkan dalam golongan dilindungi apabila telah mempunyai kriteria;
- Mempuyai populasi kecil
- Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam.
- Daerah penyebaran yang terbatas (endemik).
Meski kukang telah dilindungi, namun upaya penegakan hukumnya mesti ditingkatkan. Perlindungan di tingkat internasional yang lebih ketat dengan memasukan kukang ke dalam apendix I CITES akan membantu kukang untuk tetap lestari. Karena kukang telah dilindungi oleh undang-unang Republik Indonesia, maka sudah sepatutnya pemerintah Indonesia juga mendukung upaya menaikan status kukang untuk masuk dalam apendix I CITES. Dengan demikian perdagangan internasional kukang tidak akan boleh lagi hasil penangkapan dari alam.
Jadi masihkah
kita tidak tergerak untuk membantu melestarikan satwa-satwa indonesia??
Mereka juga
butuh hidup bahagia di habitatnya di alam liar. Dengan tidak memeliharanya
sebagai hewan peliharaan kita dirumah, setidaknya kita sedikit banyak membantu
orang-orang diluar sana yang dengan gigih memperjuangkan keberadaan kukang di
hutan indonesia. Setidaknya kita juga membantu agar kukang dapat hidup bebas di
habitatnya..
Sumber
: http://id.wikipedia.org/wiki/Kukang
Langganan:
Postingan (Atom)